Jumat, 23 Maret 2012

Pameran Dasar Fotografi UKM MPF I-Fotografi UHAMKA tahun 2010 (waktu caang VIII)




sisa foto-foto waktu pameran dasar fotografi saat masih menempuh pendidikan di UKM MPF I-FOTOGRAFI UHAMKA..2009-2011 angkatan VIII (DELAPAN)

"Ragam Baduy"













Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Cara hidup yang dipilih oleh orang Baduy seperti tampak pada saat ini dalam kehidupan mereka sehari-hari yang telah berlangsung selama ratusan tahun, dari abad ke abad, sejak jaman pertama kali mereka terekam sejarah. Tak banyak yang berubah, dari mulai bagaimana cara mereka menanam padi hingga cara mereka menolak hal-hal yang datang dari luar yang boleh jadi kita menyebutnya sebagai kemodernan, kemajuan peradaban.Kegiatan Masyarakat disini adalah bertani dan membuat kerajinan khas BADUY.
Masyarakat Baduy sangat terbuka kepada setiap orang yang masuk atau berkunjung ke desa ini. Mereka teramat ramah dan merasa senang sekali setiap kali berdatangan orang lain. Mereka sangat terbuka dan sangat menyambut dengan tangan terbuka, hal inilah yang sudah sulit sekali ditemukan di kota-kota besar. Nilai-nilai kemanusian yang cukup besar sungguh terekam jelas pada masyarakat BADUY, masyarakat yang masih memegang teguh dan melestarikan kepercayaan-kepercayaan nenek moyang mereka.

Jumat, 02 Maret 2012

sudut - sudut kota jogja






Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja

Di persimpangan, langkahku terhenti
Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera, orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, di tengah deru kotamu

(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Oh…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobati

Musisi jalanan mulai beraksi, oh…
Merintih sendiri, di tengah deru, hey…

Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi (untuk s’lalu pulang lagi)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh…

(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Tak kembali…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi) Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi) Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Bila hati mulai sepi tanpa terobati

Walau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi)
Senyummu abadi, abadi…

IMLEK 2563










Imlek adalah tradisi pergantian tahun. Sehingga yang merayakan Imlek ini seluruh etnis Tiongha apapun agamanya, bahkan menurut Sidharta, Ketua Walubi, masyarakat Tiongha Muslim juga merayakan Imlek.

Asal-usul Imlek berasal dari Tiongkok. Hari Raya Imlek merupakan istilah umum, kalau dalam bahasa Cina disebut dengan Chung Ciea yang berarti Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini jatuh pada bulan Februari dan bila di negeri Tiongkok, Korea dan Jepang ditandai dengan sudah mulainya musim semi.

Dulunya, Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen. Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang. Lalu musim panen ini dirayakan oleh masyarakat. Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rezeki.

Adat ini kemudian di bawa oleh masyarakat Tiongha ke manapun dia merantau, termasuk ke Indonesia. Dulunya, pada masa Bung Karno, perayaan ini boleh dirayakan tapi ketika masa Orde Baru, perayaan Imlek dibatasi. Presiden Soeharto mengeluarkan SK yang isinya mengizinkan, namun dirayakan di tempat tertutup. Setelah reformasi bergulir, pemerintah memberikan kelonggaran, terutamapada masa pemerintahan Gus Dur. Dan selanjutnya Hari Raya Imlek menjadi hari fakultatif dan Imlek dijadikan salah satu hari besar nasional sampai dengan sekarang ini. EUSEBIOCHRYSNAMURTI